POLIOMIELITIS

PENGERTIAN
          Poliomielitis atau infantile paralysis adalah penyakit infeksi virus yang menyerang sistem saraf pusat dan otot-otot termasuk otot jantung. Penyebabnya adalah poliomielitis virus yang termasuk enterovirus golongan virus RNA dari famili picornaviridae. virus yang tidak berkapsul ini mempunyai virion berukuran diameter 20-40mm. Terdapat 3 tipe antigenik virus poliomielitis yaitu 1,2, dan 3.

PENYEBARAN POLIO
          Polio merupakan penyakit endemik diseluruh dunia, umumnya bersifat tanpa gejala (asimtomatis) karena terjadinya kekebalan aktif pada populasi penduduk, paralisis yang terjadi pada penderita polio terutama disebabkan oleh polio virus tipe 1. Epidemi polio dimasa lalu banyak menyebabkan kematian penderita dan terjadinya kelumpuhan akibat kerusakan saraf.
          Infeksi terjadi melalui makanan atau minuman yang tercemar bahan infektif yang mengandung virus polio. Manusia penderita merupakan satu-satunya sumber penularan bagi orang lain, terutama karier polio yang sulit dideteksi yang dapat menularkan virus melalui kontak langsung.

GEJALA KLINIS POLIO
          Sesudah melewati masa inkubasi yang lamanya 1-5 minggu, penderita akan mengalami demam, menggigil, sakit tenggorokan , sakit kepala yang berat, mual, muntah, kaku leher, dan sakit punggung, kemudian diikuti dengan kelumpuhan. Hanya polio paralitik yang dapat didiagnosis secara klinis.

DIAGNOSIS POLIO
          Untuk memastikan diagnosis polio, sejak stadium awal penyakit sudah dapat dideteksi virus penyebabnya, yaitu dengan membiakkan tinja atau hapusan tenggorok pada medium sel ginjal kera. jika sudah terjadi paralisis, hanya bahan infektif yang berasal dari alat pencernaan yang masih mengandung virus.
          Untuk membantu menegakkan diagnosis, dilakukan pemeriksaan serologi, antara lain uji netralisasi untuk menunjukkan titer antibodi yang meningkat dan uji fiksasi komplemen yang menunjukan hasil yang positif. Pemeriksaan darah penderitaan polio menunjukan gambaran lekositosis ringan atau normal, sedangkan pemerikasaan cairan serebprospinal menunjukkan kadar protein yang tinggi dengan kadar gula normal.

PENGOBATAN DAN PERAWATAN POLIO
          Penderita polio terutama anak-anak sebaiknya istirahat ditempat tidur. Pengobatan simtomatis diberikan sesuai dengan keluhan penderita dan gejala klinis yang terjadi
          Pada waktu terjadi epidemi polio, sesudah tipe virus polio penyebabnya dapat ditentukan, semua orang yang peka terhadap polio diberi vaksinasi  dengan vaksin monovacen sabin. Pemberian gamma globulin hiperimun pada 3-5 minggu sebelum terjadinya kelumpuhan dapat mencegah proses kelumpuhan. jika sudah terjadi, kelumpuhan, pemberian gamma globulin hiperimun tidak dapat menyebutkan kelumpuhan penderita. Jika terjadi gangguan pernapasan yang berat jika perlu, dapat dilakukan trakeotomi.

PENCEGAHAN POLIO
          Vaksinasi merupakan tindakan yang sangat penting untuk mencegah penyebaran polio. Vaksin sabin (live attenuated vaccine) yang diberikan per oral sebanyak 2 dosis, efektivitas vaksinasinya dapat mencapai 100%.
          Vaksin Salk, suatu formalin inactevated vaccine yang diberikan dalam bentuk suntikan, paling sedikit harus diberikan sebanyak 4 kali dalam jangka waktu beberapa tahun.
          Pada waktu terjadi epidemi polio, semua rencana operasi hidung dan tenggorok harus ditunda. Semua sisa makanan penderita polio dan ekskreta penderita terutama cairan  berasal dari faring penderita harus dibuang dengan baik dan tertutup untuk menghindari penyebaran virus oleh lalat dan serangga lainnya.

Komentar

Postingan Populer