TRIKINOSIS

PENGERTIAN
          Trikinosis disebabkan oleh cacing Trichinella Spiralis atau Trichina Spiralis, sedangkan nama umumnya adalah cacing trikina. Cacing ini tersebar luas di seluruh dunia, terutama di negara-negara yang penduduknya makan daging babi yang tidak dimasak sempurna, misalnya dipanggang atau dimakan dalam keadaan mentah atau setengah matang.
          Cacing dewasa hidup di dalam mukosa duodenum dan jejunum hospes definitif misalnya babi dan manusia serta tikus, anjing, kucing, dan berbagai jenis mamalia lainnya. Larva cacing ditemukan dalam bentuk kista dalam otot-otot bergaris hospes definitif.

PATOGENESIS DAN GEJALA KLINIS TRIKINOSIS
          Kelainan patologis pada trikinosis mulai terjadi akibat adanya invasi cacing dewasa yang berasal dari perkembangan larva ke dalam mukosa usus.
          Sesudah masa inkubasi sekitar 10 hari, sejak masuknya kista cacing bersama daging babi yang infektif, penderita dapat mengalami keluhan gastrointestinal berupa sakit perut, mual, muntah, dan diare. Penyebaran larva yang dilahirkan oleh induk cacing ke dalam otot-otot gerak menimbulkan keradangan endovaskuler dan perivaskuler akut sehingga terjadi nyeri otot rematik, diikuti gangguan bernafas, mengunyah, dan berbicara. Kelumpuhan otot yang spastik pada ekstremitas dapat terjadi, diikuti edema sekitar mata, hidung, dan tangan. Kelenjar limfe juga dapat membesar. Migrasi larva juga menimbulkan miokarditis, yang merupakan komplikasi berupa ensefalitis, meningitis, tuli, gangguan mata, dan diplegia.
          Masa enkistasi (masa tahap tiga) merupakan masa krisis dengan terjadinya endema toksik atau dehidrasi berat. Tekanan darah penderita menurun dan dapat menimbulkan kolaps. Pada tahap ini tampak gejala neurotoksik dan komplikasi lain misalnya miokarditis, pneumonia, peritonitis, dan nefritis.
          Diagnosis pasti trkinosis dapat ditetapkan apabila dapat ditemukan cacing dewasa atau larva cacing. Cacing dewasa atau larva mungkin dijumpai pada tinja penderita pada waktu mengalami diare. Cara yang lebih memungkinkan adalah menemukan larva cacing melalui biopsi otot atau organ atau pada waktu dilakukan otopsi atas atau penderita yang sudah tidak tertolong lagi.
          Untuk membantu menegakkan diagnosis, dilakukan pemeriksaan darah menunjukkan adanya Eosinofilia.
          Berbagai uji serologik, misalnya Uji Fiksasi Komplemen, Uji Presipitin, Uji Aglutinasi, dan Uji Flokulasi Bentonit dapat membantu menegakkan diagnosis trikinosis. Dengan menggunakan antingen pada pengenceran 5000-10.000 kali, hasil positif dapat dibaca dalam waktu 20 menit.
          Pemeriksaan radiologik dapat membantu menunjukkan adanya kista pada jaringan atau organ penderita.

PENGOBATAN TRIKINOSIS
          Pada manusia, trikinosis diobati dengan pemberian tiabendazol selama 1 minggu,disertai pemberian kortikosterid dosis rendah, secara bertahap dan hati-hati, untuk mengurangi gejala dan keluhan pendeita. Nyeri otot dan sakit kepala penderita dapat dikurangi dengn memberikan analgetika, sedangkan gejala dan keluhan nerologik dapat diobati dengan memberikan penenang.

PENCEGAHAN TRIKINOSIS
          Untuk mencegah penularan trikinosis, pemeriksaan daging babi yang dijual harus dilakukan, serta memasak daging babi dengan sempurna sebelum dimakan. Pembekuan daging babi dan daging lainnya dapat membunuh kista  cacing. Selain itu mengupayakan agar babi yang diternakkan selalu diberi makana yang dipanasi lebih dulu dan menjauhkan tikus dari lingkungan peternakan babi.

Komentar

Postingan Populer