PERTUSIS

PENGERTIAN
          Pertusis atau batuk rejan (wooping-cough) adalah penyakit infeksi saluran nafas yang sangat menular. Penyakit yang disebabkan oleh Bordetella pertusis ini umumnya menyerang anak-anak balita.
          Bordetella pertussis yaitu kuman berbentuk batang yang berkapsul ini termasuk organisme bersifat aerob yang pada pewarnaan bersifat Gram-negatif. Biakan pada medium Bordet-Gengou's potato blood glycerol menumbuhkan koloni yang khas bentuknya.

PENULARAN PERTUSIS
          Pertusis sangat menular, tersebar luas di seluruh dunia umumnya diderita oleh anak-anak berumur di bawah 7 tahun, terutama yang di bawah 2 tahun. Manusia penderita merupakan satu-satunya sumber infeksi bagi orang lainnya. Penularan terjadi melalui droplet titik ludah penderita infektif yang masuk melalui udara yang tertutup.
          Ketika terjadi epidemi, semua anak yang belum mendapatkan vaksinasi dapat terserang penyakit ini. Seorang ibu yang menderita pertusis dapat menulari anaknya karena adanya kontak erat diantara mereka.

DIAGNOSIS PERTUSIS
          Demam ringan merupakan gejala awal pertusis sesudah melewati masa inkubasi tanpa gejala yang lamanya 7-14 hari. Sesudah itu pada stadium kataral penderita menunjukkan gejala-gejala rinitis, konjungtivitis, dan batuk yang tidak berdahak. Kemudian penderita pada stadium spasmodik akan mengalami batuk paroksismal yang berat karena adanya lendir kental dan muntah-muntah. Tubuh penderita menjadi sangat lemah akibat beratnya batuk yang diderita. Akibat batuk yang berat, anak-anak dapat mengalami perdarahan pembuluh darah mata dan kesulitan untuk menarik nafas.
          Diagnosis pasti ditentukan jika ditemukan kuman penyebabnya melalui pemeriksaan mikroskopis atas dahak atau hapusan cairan hidung. Biakan bahan infektif tersebut pada medium Bordet-Gengou's potato blood glycerol menumbuhkan koloni yang khas bentuknya.
          Pemeriksaan darah menunjukkan gambaran leukositosis dan limfositosis, sedangkan pemeriksaan serologi dapat menunjang tegaknya diagnosis pertusis.

PENGOBATAN PERTUSIS
          Pemberian antibiotika diberikan sejak stadium kataral dengan dosis berikut ini (anak berusia di bawah 3 tahun) yaitu:

  • Eritromisin: 30-50mg/kg berat badan per hari
  • Kloramfenikol: 50-100mg/kg berat badan per hari
  • Tiamfenikol:30-50mg/kg berat badan pr hari
           Penderita sebaiknya diisolasi dan dirawat dengan intensif, sesuai pengaturan pemberian cairan dan elektrolit. Terapi suportif diberikan untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi sekunder, dan jika perlu diberikan oksigen, obat anti muntah atau anti konvulsi sesuai dengan keperluan.

PENCEGAHAN PERTUSIS
          Vaksin pertusis yang berasal dari kuman mati diberikan untuk mencegah infeksi pertusis, dengan dosis 0,5 ml subkutan yang diulang sesudah 4-8 minggu. Pada beberapa orang yang diberi vaksin ini dapat terjadi reaksi samping yang berat.
          Vaksinasi aktif pada bayi dan melakukan pencegahan terjadinya kontak langsung dengan penderita penting dalam mencegah penularan pertusis. Vaksin diberikan dalam kombinasi bersama toksoid difetri dan tetanus.

Komentar

Postingan Populer