Influenza

PENGERTIAN
          Influenza merupakan penyakit virus yang endemik di seluruh dunia dan sering menjadi epidemi di banyak negara. Penyebab infuenza adalah virus influenza tipe A, B, dan C. Virus berukuran 200nm yang mempunyai selubung virion. Virus influenza termasuk famili Orthomyxoviridae.

PENYEBARAN INFLUENZA
          Virus influenza tipe A sering menimbulkan epidemi yang berulang setiap 2-4 tahun. Virus influenza tipe B dan C hanya menyebabkan epidemi sporadik di daerah tertentu saja. Epidemi influenza terjadi secara tiba-tiba, menyebar dengan cepat dan mencapai puncaknya dalam waktu 3 bulan. Sesudah itu epidemi akan berakhir dengan segera. Daerah dengan populasi padat penduduk terutama anak-anak merupakan predis posisi utama terjadinya epidemi inflenza. Pada orang berusia lanjut, influenza sering diikuti infeksi sekunder, misalnya pneumonia bakteril.

GEJALA KLINIS INFLUENZA
          Sesudah masa inkubasi 1-2, gejala umum dan keluhan yang tidak khas terjadi berupa malaise umum, sistem kataral sistemik, demam menggigil, kadang-kadang muntah, dan diare, sakit kepala, mialgia, dan sakit tenggorok. Daya tahan tubuh penderita dan adanya infeksi sekunder mempengaruhi beratnya influenza.
          Komplikasi influenza berupa infeksi sekunder bakteril dengan kuman Staphyllococcus aureus, Haemophllus influenza, dan pneumokokus dapat menimbulkan otitis, sinusitis, mastoiditis, bronkiolitis, bronkopneumoni, miokarditis, dan perikarditis.


DIAGNOSIS INFLUENZA
          Karena gejala klinis tidak khas, diagnosis pasti influenza ditegakkan melalui pemeriksaan laboratorium,  yaitu:
1. Isolasi virus, karena bahan aktif penderita yaitu usapan tenggorok (sampai hari ke 4 penyakit) dibiakkan pada kultur jaringan atau embrio telur
2. Pemeriksaan serologi, karena untuk mengetahui adanya antibodi yang spesifik dilakukan uji fiksasi komplemen atau uji hemaglutinasi inhibisi
3. Pemeriksaan darah, karena darah menunjukkan gambaran leukositosis jika terjadi kompliksi atau infeksi sekunder

PENGOBATAN INFLUENZA
          Penderita sebaiknya istirahat di tempat tidur dan mendapatkan cukup cairan dan diet rendah lemak. Pengobatan simtomatik diberikan untuk menurunkan demam, meredakan batuk, sakit kepala, dan nyeri otot. Jika terjadi infeksi sekunder antibiotika yang sesuai dapat diberikan. Terapi pencegahan menggunakan antibiotika dapat diberikan pada penderita influenza yang rentan terhadap infeksi sekunder, yaitu orang-orang berusia lanjut, penderita dengan gangguan sistem imun atau yang sedang dalam pengobatan kortikosteroid jangka panjang.

PENCEGAHAN INFLUENZA
          Vaksinasi dapat dilakukan dengan memberikan vaksin polivalen yang mengandung virus influenza tipe A dan tipe B yang dilemahkan. Orang yang alergi terhadap telur jangan diberi vaksinasi.
          Penderita berusia lanjut dapat diberi amantadine (symmetrel) sebagai terapi pencegahan terhadap influenza.

Komentar

Postingan Populer