AMUBIASIS

PENGERTIAN ENTAMOEBA HISTOLYTICA
          Amubiasis disebabkan oleh protozoa usus Entamoeba histolytica yang dapat menyerang usus dan berbagai organ dan jaringan tubuh. Amubiasis endemis di berbagai daerah di seluruh dunia, terutama daerah tropis dan subtropis yang lingkungan kebersihannya buruk terutama di daerah pedesaan (rural).
          Entamoeba histolytica adalah potozoa usus kelas Rhizopoda yang mengadakan pergerakan menggunakan pseudopodi atau kaki semu. Terdapat tiga bentuk parasit, yaitu bentuk trofozoit, bentuk kista dan bentuk prakista.
          Trofozoit adalah bentuk yang aktif bergerak dan bersifat invasif, dapat tumbuh dan berkembang biak, aktif mencari makanan, dan mampu memasuki organ dan jaringan. Karena selalu bergerak menggunakan pseudopodi, maka bentuk trofozoit tidaklah tetap. Ukuran trofozoit sekitar 18 mikron sampai 40 mikron. Pada sedian tinja segar tanpa warna, inti sukar dilihat di bawah mikroskop. Kariosom tampak berupa titk kecil terletak sentral dan dikelilingi halo yang jelas. Selaput inti tipis, dibatasi butir-butir kromatin yang halus dan rata.
          Bentuk kista Entamoeba histolytica bulat, dengan dinding kista dari hialin, tidak aktif begerak. Terdapat dua ukuran kista, minutaform yang kecil berukuran antara 6-9 mikron, dan magnaform berukuran   lebih besar antara 10-15 mikron. Kista berukuran kurang dari 10 mikron, disebut Entamoeba hartmanni yang ditemukan dalam tinja, tidak patogen untuk manusia. Pada stadium awal kista, terdapat 1-4 badan kromatoid (chromatoid body) di dalam sitoplasma. Selain itu terdapat juga masa glikogen yang pada pewarnaan dengan iodin akan berwarna coklat tua. Kista yang sdah matang mempunyai empat inti (quadrinucleate cyst) tidak dijumpai badan kromatoid maupun masa glikogen.
          Bentuk prakista merupakan bentuk peralihan antara stadium kista dan stadium trofozoit. Berbentuk agak lonjong atau bulat, berukuran antar 10-20 mikron, mempunyai pseudopodi yang tumppul. Pada endosplama dari sitoplasma prakista tidak dijumpai eritrosit maupun sisa-sisa makanan. Inti dan struktur inti prakista sesuai dengan inti dan struktur inti trofozoit.
          Pemeriksaan di bawah mikroskop menggunakan garam faali untuk pengencer tinja menggunakan parasit dalam keadaan hidup. Trofozoit tampak bergerak aktif dengan gerakan pseudopodi yang cepat. Di dalam sitoplasma tampak eritrosit berwarna hijau kekuningan, sedangkan inti sukar dilihat. Kista terlihat bulat dengan dinding tipis dan halus, terlihat badan kromatoid berbentuk batang. Masa glikogen berwarna coklat.
          Pewarnaan tinja dengan lugol menunjukkan parasit berwarna kuning sampai coklat muda, inti jelas dengan kariosom terletak di tengah. Sitoplasma halus, badan kromaoid tidak berwarna, dan masa glikogen berwarna coklat.
          Pada pewarnaan iron-hematoxylin, inti dan badn kromatoid berwarna hitam, sitoplasma kebiru-biruan atau kelabu, sedangkan masa glikogen tidak berwarna.

PENULARAN AMUBIASIS
          Amuba termasuk parasit zoonosis yang umumnya hanya menyerang manusia, namun juga dapat menimbulkan penyakit pada kera dan primata lainnya. Hewan lain yang dapat bertindak sebagaii hospes definitif, jadi bertindak sebagai reservoir host, adalah kucing, anjing, tikus, hamster dan marmut (guinea pig).
          Penularan terjadi dengan masuknya kista infektif melalui mulut, bersama makanan atau minuman tercemar tinja penderita atau karier amubiasis. Penularan di laboratorium dapat terjadi karena tertelan kista infektif  amuba hewan coba primata. Pencemaran makanan atau minuman dapat disebabkan oleh serangga misalnya lalat dan lipas (famili blattidae) yang membawa tinja penderita atau karier yang mengandung kista infektif amuba.
          Terdapat dua jenis karier amubiasis, yaitu contact carier dan convalescent carier. Contact carier adalah kaier yang berasal dari orang yang sebelumnya tidak pernah menderita amubiasis, sedangkan convalescent carier adalah karier yang terjadi sesudah seseorang menderita amubiasis.

PENGOBATAN AMUBIASIS
          Berbagai obat amubisida dapat digunakan baik terhadap amubiasis usus maupun amubiasis ekstraintestinal, yaitu metronidazole (obat pilihan), nimorazole, ornidazole, tinidazole, seknidazole dan clefamid, yang diberikan peroral. Emetin yang hanya dapat diberikan melalui sutikan telah ditinggalkan.
          Antibiotika diberikan apabila amubiasis disertai infeksi sekunder.
         Aspirasi abses dilakukan pada abses amubiasis hati, apabila lokasi abses berada di dekat permukaan tubuh.

PENCEGAHAN AMUBIASIS
         Karena penularan umumnya terjadi per oral, maka upaya pncegahan ditujukan dengan memasak makanan dan minuman dengan baik.
         Selain itu menjaga kebersihan agar lingkungan terbebas dari lalat dan lipas serta tikus, dan diupayakan agaran sistem pembuangan tinja dan limbah rumah tidak mencemai sumbe air minum atau sumur. Selain itu, hendaknya selalu berhati-hati pada waktu bekerja menangani hewan coba (terutama primata) di laboratorium.
         Khusus terhadap karier amubiasis, harus dilakukan upaya menemukannya, agar dapat diobati sampai sembuh, sehingga tidak menjadi sumber infeksi amubiasis bagi masyarakat sekitarnya.

PENGERTIAN MENINGOENSFALITIS AMUBA
          Meningoensefalitis oleh amuba banyak dilaporkan dari berbagai tempat di seluruh dunia, pada orang yang berenang di kolam renang yang di seluruh dunia, pada orang yang berenang di kolam renang yang ada di rumah, atau berenang di kolam air tawar yang panas airnya. Penyebabnya adalah berbagai jenis amuba, terutama Naegleria foleri. Selain itu, Acnthamoeba dan Entamoeba histolytica juga dapat menyebabkan penyakit ini, yang pada umumnya berjalan kronis sehingga sukar didiagnosis.
          Acanthamoeba adalah amuba yang hidup bebas di tanah dan air tawar atau air payau yang hangat. Parasit ini mempunyai trofozoit brukuran antara 15-40h kebalik. Sedangkan kistnya mempunyai ukuran garis tengah antara 10-25h kebalik.
          Naegleria fowleri merupakan organisme termofilik golongan ameboflagelata yang hidup bebas di air tawar yang panas.

PENULARAN MENINGOENSEFALITIS AMUBA
          Infeksi dengan amuba meningoensefalitis ini diduga terjadi melalui berbagai jalan masuk, oleh karena parasit-parasit penyebabnya adalah parasit yang dapat hidup bebas di alam. Diduga kemungkinan besar infeksi terjadi melalui saluran pernapasan pada waktu penderita berenang di air yang bertemperatur hangat.

PENGOBATAN MENINGOENSEFALITIS AMUBA
          Pengobatan meningoensefalitis yang disebabkan oleh amuba dilakukan dengan memberikan amfoterisin B secara intravena, intrateka atau intraventrikula. Pemberian obat ini dapat mengurangi angka kematiann akibat infeksi Naegleria fowleri, tetapi tidak berhasil mengobati meningoensefalitis yang disebabkan oleh amoeba lainnya.

PENCEGAHAN MENINGOENSEFALITIS AMUBA
          Amuba penyebab meningoensefalitis yang hidup di dalam kolam renang dapat dimusnahkan dengan memberikan kaporit pada kolam secara teratur.
          Selain itu, hendaknya dihindari berenang pada kolam air tawar yang mempunyai temperatur di atas 25 derajat Celcius untuk menghindari terjadinya kontak dengan spesies amuba penyebab penyakit ini.

Komentar

Postingan Populer